Jurnalis suaradamai.com Vera Renyaan di Ambon, Maluku mengaku mendapat intimidasi dari salah satu staf Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui telepon WhatsApp pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Hari itu, sekitar pukul 09:34 WIT, jurnalis dihubungi oleh salah satu staf Wakil Presiden Gibran Rakabuming via telepon WhatsApp. Dari balik telepon, terdengar suara: "Ini dengan mbak vera yah??? Yang tulis berita terkait enggan wawancara ?. Kemudian staf tersebut menjelaskan berhubung beritanya merusak citra Wapres, dari pihak Istana minta untuk take down berita.
Sebelumnya, Vera menulis berita berjudul "Kunker Singkat: Wapres Gibran Enggan Wawancara, Lebih Doyan Selfi". Laporan itu terbit pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Dalam laporan tersebut,jurnalis menulis bahwa Wakil Presiden Gibran Rakabuming menolak wawancara bersama awak media di sela-sela kunjungan kerjanya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hi. Noho Renuat Maren, Kota Tual, Maluku, pada Rabu (15/10/2025). terlihat Wapres lebih suka meladeni permintaan selfi warga serta pegawai RSUD dan mengabaikan awak media yang menunggu sejak pukul 07.00 WIT. Saat diminta memberikan satu menit sesi tanya jawab, Gibran malah mengalihkan ke Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa. “Nanti dengan Gubernur yah,” kata Gibran saat itu.
Staf tersebut meminta judulnya diganti biar lebih soft, namun jurnalis menjelaskan tulisan dan berita tersebut telah menjadi konsumsi publik, dan telah dishare berkali-kali, kalua judulnya diganti maka isi beritanya juga harus diganti. Staf itu kemudian mengatakan, sebenarnya mas Wapres mau meladeni media tetapi mungkin capek.
Jurnalis kemudian mengatakan pejabat negara jarang berkunjung ke pelosok, jurnalis dari beberapa media saat itu, hanya meminta waktu satu menit saja, dan ingin bertanya apa yang dibawa ke Kota Tual dalam kunjungan singkat tersebut. Staf tersebut kemudian mengatakan, baik, yang penting kami sudah berkoordinasi.
Pada pukul 10:11 WIT, jurnalis kemudian dihubungi oleh salah satu apparat yang meminta hal yang sama, namun jurnalis tetap tidak mau menghapus berita itu. Jurnalis telah berkonsultasi dengan Ketua AJI Ambon yang menyarakan, jika pihak Istana keberatan dengan berita, bisa melayangkan hak jawab dan bukan meminta menghapus atau take down sebuah berita.