Menulis Laporan Kolaborasi, Akun Medsos Jurnalis Floresa Diretas
2023-05-06
Kab. Flores Timur
Akun media sosial jurnalis Floresa berinisial FJD, diretas pada Sabtu, 6 Mei 2023.
Pada Sabtu itu, sekitar pukul 11.25 WITA, FJD mendapat notifikasi dari aplikasi telegram di telepon selulernya, bahwa ada pihak lain yang mengakses akunnya. Pesan notifikasi itu, meminta dia melakukan verifikasi dua langkah. Padahal, ia sebelumnya dia sudah mengaktifkan verifikasi dua langkah pada akunnya.
Pada pukul 17.49 WITA, seorang intel TNI yang sebelumnya pernah menelepon dan mempersoalkan berita kami terkait proyek jalan di Flores, menelepon jurnalis Floresa, namun tidak sempat diangkat.
Berita yang pernah dipersoalkan intel ini adalah ini: Presiden Jokowi Resmikan Jalan di Labuan Bajo yang Dibangun Tanpa Ganti Rugi untuk Warga.
Pada pukul 19.50 WITA, jurnalis kemudian mendapat notifikasi di akun WhatsAppnya, berjudul “Nomor telepon Anda tidak lagi terdaftar dengan WhatsApp di telepon ini. Mungkin karena Anda telah mendaftarkannya di telepon yang lain.”
Ketika mencoba mengikuti permintaan melakukan verifikasi, ia tidak lagi mendapat kode 6 digit untuk konfirmasi, meskipun sudah berkali-kali mencobanya.
Setelah itu, akunnya tiba-tiba berubah jadi akun bisnis, padahal sebelumnya akun personal.
Melihat hal yang aneh tersebut, jurnalis kemudian menghapus atau uninstall aplikasi WhatsApp dari teleponnya.
Sebelumnya, FJD menulis laporan kritis berkolaborasi dengan Project Multatuli yang diterbitkan pada Jumat, 5 Mei 2023.
Laporan yang berjudul, "Mereka yang Suaranya Diabaikan dan Dibungkam di Tengah Gegap Gempita ASEAN Summit di Labuan Bajo" dipublikasikan di Floresa.co pada 5 Mei pada pukul 20.00 Wita.
Laporan ini mengangkat isu tentang pengabaian hak warga, di beberapa kampung yang dilalui jalan Labuan Bajo-Golo Mori, untuk mendapat ganti rugi atas tanah dan rumah mereka yang digusur.
Laporan ini juga mengkritisi tekanan polisi terhadap aktivis Doni Parera yang mengkritisi beberapa hal dibalik penyelenggaraan ASEAN Summit.
