Liput Demonstrasi, Jurnalis Pikiran Rakyat Alami Intimidasi
2024-08-22
Kota Jakarta Pusat
Jurnalis Pikiran Rakyat.com, Alza Ahdira, mengalami intimidasi saat meliput demonstrasi menolak revisi UU Pilkada di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jl. Diponegoro No.27, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Kamis, 22 Agustus 2024.
Intimidasi dilakukan oleh beberapa orang tidak dikenal. Aksi intimidasi yang dialami Alza saat meliput demonstrasi, terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, ketika Alza Ahdira sedang dalam perjalanan pulang dari lokasi demonstrasi.
Saat itu, jurnalis bersama seorang rekannya, Ari, yang juga jurnalis Pikiran Rakyat.com, melewati Jl. Trunojoyo untuk menuju parkiran di dekat lokasi Gedung DPRD. Saat itu, jurnalis telah mengenakan seragam Pikiran Rakyat dan kartu pers Pikiran-Rakyat.com.
Namun, ketika dalam perjalanan menuju parkiran, Alza mengatakan, dia tiba-tiba didekati oleh sekelompok orang yang berjumlah sekitar lima orang. Salah satu dari mereka menunjuk sambil berteriak, "Merekam apa woi ?"
Kelima orang tersebut mengenakan pakaian sipil dan tidak berseragam. Mereka juga tidak menunjukkan kartu identitas. Beberapa orang dari mereka membawa tongkat bambu. Salah seorang dari mereka memakai kaus hitam tanpa lengan dan helm yang menutupi wajah mereka.
Kelompok tersebut kemudian mengerubungi Alza lalu menginterogasinya dan berusaha merampas telepon genggamnya. Alza telah menjelaskan bahwa dirinya adalah jurnalis. Namun salah seorang dari mereka tetap mengintimidasi dan merampas ID card pers miliknya.
Alza mengaku bahwa intimidasi tersebut membuatnya terpaksa menghapus seluruh file video yang ia rekam selama meliput aksi demonstrasi.
Tidak lama kemudian, Alza dipukul pada bagian kepala dengan bambu, oleh salah seorang dari kelompok tersebut. Namun, helm yang Alza kenakan berhasil melindungi kepalanya dari cedera serius.
Intimidasi dan pemukulan terus dilakukan hingga ke arah tangan dan kepala. Alza yang yang dikerumuni 5 orang itu, tidak bisa berkutik. Mereka meminta jurnalis menunjukkan dokumentasi foto dan video terkait aksi unjuk rasa tersebut, kemudian memaksa Alza untuk menghapus seluruh dokumentasi foto dan video tersebut.
Mereka baru berhenti dan meninggalkan jurnalis, setelah yakin bahwa file foto dan video benar-benar terhapus dari telepon genggam jurnalis.