2017-04-26
Kota Banda Aceh
Wartawan foto dari LKBN Antara, Ampelsa, dihalang-halangi saat akan mengambil foto pada momen Rektor UIN Ar-Raniry menyerahkan cinderamata kepada Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Saat mendekati momen tersebut ia ditarik oleh Jasafat dan melarang mendekat.

Namun, Ampelsa menuruti permintaan Jasafat untuk tidak mendekat. Setelah itu, Jasafat dan Menwa menarik kerah baju Ampelsa untuk mundur lebih jauh. Tak terima dengan kejadian itu, Ampelsa dan wartawan lainnya sempat adu mulut dengan petugas keamanan kampus.

“Padahal kita sudah izin sebelumnya kepada pengaman Menteri untuk mengambil foto,” kata Ampelsa.

Atas kejadian itu, di hadapan Rektor UIN-Ar-Raniry, Ampelsa mengatakan bahwa saat ini ia tidak memiliki dendam apapun kepada lembaga maupun petugas keamanan. “Hal itu sudah biasa kami alami di lapangan, tapi ada batasnya,” pungkas Ampelsa.

Atas kejadian itu, Rektor UIN Ar-Raniry minta maaf kepada wartawan, 27 April 2017.

Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Farid Wajdi Ibrahim meminta maaf kepada sejumlah wartawan dari berbagai media atas sikap panitia yang melarang wartawan meliput kegiatan pembukaan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) ke VIII yang berlangsung di kampus UIN Ar-Raniry, Banda Aceh pada Rabu (26/4) kemarin.

Permintaan maaf itu dilakukan Farid Wajdi dengan mengunjungi Sekber Jurnalis Aceh di Banda Aceh, Kamis (27/4) sore. “Dengan kejadian itu, kami mohon dimaafkan,” kata Farid Wajdi.

Dikatakannya, sebelumnya tidak ada larangan untuk meliput kegiatan yang dihadiri oleh Menteri Agama itu. Namun, ia tidak menyangka bahwa ada panitia yang bersikap arogan kepada wartawan dengan cara menghalangi tugas jurnalistiknya.

Lanjutnya, ketika ia mendengar kabar yang tidak mengenakkan itu, pihaknya langsung menonaktifkan sementara dari struktur kepanitian yang menghalangi wartawan tersebut. Menurut Farid Wajdi, sikapnya tidak mencerminkan sebagai akademik di kampus.

“Mulai saat itu juga, ia tidak lagi diberi kepercayaan untuk posisi itu. Kita sudah istirahatkan dia,” ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa yang menghalangi wartawan tersebut bernama Jasafat, ia sebagai kordinator keamanan. Saat kejadian Jasafat dibantu petugas yang berasal dari Resimen Mahasiswa (menwa) UIN Ar-Raniry.

Pelaku

Jasafat
Kota Banda Aceh
Koordinator Keamanan kampus UIN Ar Raniry
Warga
UIN Ar Raniry

Korban

Ampelsa (Nama Samaran)
Kota Banda Aceh
Wartawan Foto
Antara
Lainnya

Laporkan Kekerasan Terhadap Jurnalis Sebagai:

Anggota AJI Tamu

Pilih Data:

 
 

Berdasarkan Jenisnya:

Berdasarkan Pelaku:

Berdasarkan Kota: